Thursday, October 7, 2010

Saudariku, Enggankah Ke Surga?


Saudariku…
Ketika ditanyakan kepadamu, inginkah engkau ke surga?
Jawaban yang akan terucap dari bibirmu adalah iya
Engkau pasti ingin ke surga…

Akan tetapi Saudariku
Mengapa begitu sulit bagimu melakukan amalan ahli surga?
Mengapa begitu berat bagimu memenuhi seruan-Nya?
Mengapa begitu kelu lidahmu melisankan dzikir memuji keagungan-Nya?
Enggankah engkau ke surga?



Saudariku…
Lihatlah di sekitarmu
Betapa banyak majelis ilmu bertebaran
Di mana engkau bisa mengambil perbekalan
Untuk mempersiapkan laporan pertanggungjawabanmu di hadapan-Nya kelak
Betapa banyak majelis dzikir
Di mana engkau bisa mengisi kekosongan hatimu dengan mengingat-Nya
Memberikan ketenangan hakiki ke dalam hati
Yang selama ini diisi ketenangan semu
Oleh nafsu-nafsu yang membuat syaitan tertawa melihat keterpurukanmu
Betapa banyak majelis ukhuwah
Di mana engkau bisa merasakan manisnya tali persaudaraan
Yang diikat oleh kecintaan karena Allah

Saudariku…
Apakah debu yang menutupi hatimu telah begitu pekat?
Apakah janji-janji manis yang direkayasa musuh-musuh Allah yang menutup telingamu telah begitu kuat?
Apakah keindahan dunia yang menipu telah membutakan matamu untuk melihat kebenaran?

Saudariku…
Tidaklah pantas kita berjalan dengan angkuhnya di bumi ini
Tidaklah patut kita mengambil penolong selain Dia
Sudahkah kita membuka lebar mata dan hati, siapa kita?
Kita hanyalah makhluk dha’if
Dari setetes mani yang hina
Sangat jauh dari kesempurnaan
Apakah dengan kehinaan dan ketidaksempurnaan itu kita merasa pantas untuk melenggang dengan angkuhnya di bumi Allah tanpa melakukan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya?
Apakah hanya dengan duduk santai, menghabiskan umur dengan hal yang sia-sia, lalu kita berharap masuk surga?
Semudah itukah?

Saudariku…
Betapa banyak permintaan yang kita lantunkan dalam doa-doa kita
Begitu banyak hak-hak yang kita tuntut dari-Nya
Namun, sudahkah kewajiban-kewajiban itu kita tunaikan?
Sudahkah kita memenuhi hak-hak Allah?

Saudariku…
Apalagi yang menghalangi langkahmu untuk bergabung di barisan da’wah ilallah?
Apalagi yang membuatmu terhalang memenuhi seruan-Nya?
Bukankah kau ingin ke surga?
Ataukah memang engkau enggan ke surga?

Untuk saudariku yang sedang terlelap
Makassar, 16 Rabi’ Ats-Tsani 1429H/22 April 2009M

No comments:

Post a Comment