Aku sudah lupa kapan tepatnya ia pergi. Ah, bahkan
mengingatnya saja amat sangat jarang. Mungkin karena saat ia pergi, usiaku
masih terlalu kecil untuk merasa kehilangan. Mungkin juga karena saat-saat yang
sering kulalui bersamanya adalah fase di mana memoriku belum bisa menyimpan
kenangan seutuhnya. Tapi hari ini, ia berhasil membuatku menangis. Tiba-tiba
teringat padanya. Dan rasa bersalah itu perlahan mulai menyesakkan dada. Mengapa
diri ini jarang mengingatnya. Padahal ia adalah salah satu orang tua yang
sangat menyayangiku, menghabiskan banyak waktunya denganku dibanding cucunya
yang lain. Nenek. Hari ini aku sungguh merindukanmu.