Thursday, October 7, 2010

Kotak Ajaib di Rumahku


Tak ada yang tak kenal dengan benda satu ini. Dari yang muda sampai yang tua, baik orang kaya maupun miskin. Bahkan bagi sebagian besar orang, benda ini sudah menjadi salah satu kebutuhan primer yang harus ada di rumah mereka. Benda apa sih?


Dialah si kotak ajaib, televisi. Disebut kotak ajaib karena benda ini mampu ‘menyihir’ semua mata yang memandangnya. Semua orang bisa langsung terpukau dan terpaku melihat orang-orang nun jauh di sana yang dihadirkan langsung di depan mata di rumah mereka. Tempat yang tidak pernah didatangi sebelumnya bisa dinikmati keindahannya di layar kaca. Berbagai produk yang ditawarkan menyilaukan mata untuk membeli. Siapa yang tak akan tertarik? Biarlah artis idola berada jauh di kota or di negerinya sana, tapi rasa rindu tetap terobati dengan menatapnya hampir setiap hari di televisi. Ck..ck…ck….

Kotak ajaib ini selalu saja mengundang kontroversi. Gimana nggak…. Bagi orang-orang yang memperhatikan pendidikan dan moral, benda satu ini menjadi salah satu sarana yang mudharat (keburukan) -nya lebih banyak daripada mashlahat (manfaat)-nya. Lihat saja di sekitar kita. Banyak anak-anak yang kurang memperhatikan pelajaran karena menghabiskan waktu berjam-jam di depan TV. Bayangkan, jutaan pemuda harapan bangsa yang seharusnya memfokuskan diri menuntut ilmu agar kelak menjadi penerus bangsa ini, justru menyia-nyiakan waktu menonton hal-hal yang tidak bermanfaat. Ditambah lagi kenyataan pahit televisi negeri kita hari ini. Boro-boro mendidik, justru kebanyakan memberi contoh yang tidak pantas ditiru. Memang sih, masih ada tayangan yang berbau pendidikan. Tapi persentasenya dibandingkan tayangan lain yang tidak mendidik sedikit sekali. Wah…wah….

Kita para mahasiswa tidak seharusnya menutup mata akan ironi yang memilukan ini. Apalagi jika kita termasuk salah satu pelakunya, ehm…mau jadi apa penerus masa depan nanti. Tapi kan tergantung orangnya, ya nggak? Betul, memang tergantung orangnya. Tapi orang yang bagaimana dulu. Orangnya harus bisa membedakan yang benar dan yang salah. Catat ya, yang benar dan yang salah, bukan yang baik dan yang buruk. Karena yang baik tidak selamanya benar, tapi yang benar akan selamanya baik. Tul nggak? Gimana membedakan yang benar dan yang salah itu? Dengan ilmu tentunya. Ilmu tentang syariat yang telah diturunkan Allah sebagai pedoman hidup bagi manusia.

Sobat, mari pergunakan baik-baik mata dan telinga kita. Televisi, yang disebut sebagai sahabat keluarga, justru lebih banyak kerusakan yang ia datangkan. Lihat saja, tayangan-tayangannya bisa dibilang kebanyakan tidak ada nilainya sama sekali. Bahkan, jika kita mencermati, ada sebuah ‘gerakan’ di belakang televisi yang hendak merusak manusia, terutama umat Islam! Perhatikan, banyak sekali hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai syariat, bahkan ada yang bisa menjerumuskan ke dalam kesyirikan. Tau kan dosa syirik itu gimana? Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia Telah berbuat dosa yang besar.”(Q.S.An-Nisaa’, 4:48)

Na’udzu billah min dzalik….

Ah, perasaan tayangan di TV biasa aja deh. Masa sih ada yang bisa bikin keislaman kita tereliminasi. Nggak percaya?

Saudariku, televisi hari ini menawarkan manusia-manusia yang telah ‘dipermak habis’ untuk dijajakan dengan label idola. Bintang sinetron, bintang iklan, dan bintang-bintang lainnya. Yang perempuannya cantik-cantik, sedangkan yang lelaki ganteng-ganteng. Itulah idola versi televisi. Padahal, manusia yang harus dan pantas kita jadikan idola cuma satu, yaitu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau sudah jelas-jelas ma’shum (bersih dari dosa), unggul dalam segala hal. Sampai-sampai Michael Hart menempatkannya di urutan pertama dalam buku Manusia yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah. Michael yang bukan orang Islam saja mengakui, kenapa kita umat Islam tidak bangga? Kenapa malah menjadikan artis-artis yang pendidikan agamanya hancur-hancuran sebagai idola. Sampai nangis teriak-teriak ketika menyaksikannya langsung dalam sebuah konser. Aduh, jangan sampai kita cinta mati deh sama idola-idola seperti itu. Masuk surga aja belum tentu. Bagus kalo masuk surga, kalo masuk neraka gimana? Mau temani mereka? Sebagaimana sabda Rasulullah, ‘Seseorang bersama orang yang dia cintai….’. Mending mencintai Rasulullah yang sudah jelas-jelas dijamin masuk surga. Dijamin tidak rugi! Bershalawat padanya saja dibalas dengan 10 kali shalawat dari Allah pada kita.
Lihat juga para artis yang mengeksploitasi auratnya. Katanya itu seni, modern, bla..bla..bla…. Sadarlah Saudariku, ini juga bagian dari ghazwul fikr (perang pemikiran) yang dilancarkan oleh orang-orang kafir. Kita, para muslimah, diwajibkan untuk menutup aurat sebagai bentuk penjagaan kehormatan. Sebagaimana firman Allah:
“Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S.Al-Ahzab, 33:59)
Masih ada lagi. Memandang para artis yang cakep-cakep di televisi, artinya kita tidak ghadul bashar alias menundukkan pandangan. Padahal memandang laki-laki or perempuan yang bukan mahram itu haram hukumnya. Yang boleh itu pandangan pertama yang tidak disengaja. Itupun jika sudah disadari harus segera menundukkan pandangan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih Suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat”. Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau Saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (Q.S.An-Nuur, 24:30-31)

Ketik reg spasi…. Tidak asing lagi kan dengan iklan ini? Ada yang bisa meramal jodoh-lah, pekerjaan-lah, dll. Masya Allah… apa bedanya dengan paranormal or dukun? Mungkin bedanya yang ini lebih canggih kali ya, coz bertanya tidak harus datang langsung tapi lewat hape. Tau nggak kalo percaya sama dukun itu termasuk kesyirikan? Kalo tidak tau, nih sudah dikasitau. Tapi saya kan cuma iseng, tidak percaya…. Waduh, ini juga tidak boleh, Ukhti. Hukumnya sama dengan mendatangi peramal. Mendatangi peramal, walaupun tidak percaya, shalatnya tidak diterima selama 40 hari. Rugi…!!!!

Masih banyak mudharat lain yang dibawa sama kotak ajaib satu ini. Perhatikan, sinetron yang menarik perhatian ditayangkan pada saat mendekati waktu shalat. Bahkan, adzan maghrib tidak dikumandangkan oleh beberapa stasiun TV yang menayangkan sinetron tersebut. Alhasil, menunda shalat bahkan meninggalkan shalat. Menunda shalat saja dosanya sudah berat banget, apalagi meninggalkan shalat. Bahkan ada beberapa ulama yang menghukumi kafir orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja. Naudzu billah, tsumma na’udzu billah….

Masih banyak lagi mudharat yang didatangkn televisi, seperti musik yang sudah jelas keharamannya, dan masih banyak lagi. Halamannya tidak muat untuk membahasnya, Ukht. Jadi gimana dong? Solusinya, pelajari agama ini baik-baik. Ilmu agama hukumnya wajib diketahui oleh pribadi-pribadi yang mengaku dirinya Islam, bukan cuma jadi konsumsi para ustadz. Dengan mengetahui dan memahami syariat Allah, akan jelas mana yang benar dan mana yang salah. Bagaikan sebuah lentera yang takkan pernah padam, menerangi jalan kita meniti kehidupan yang fana menuju akhirat yang kekal.

Rezki Hardiyanti Taufik
Makassar, 12 Februari 2010

No comments:

Post a Comment